[LN] Mika No Kitai - Part I ( Bagian 2 )

Yooo Yoo Semuanya . . .

mnchealthdonesia akan melanjutkan part I ( bagian 2) dari Mika No Kitai





Kisah seorang anak kecil bernama Mika yang bercita - cita menjadi seorang prajurit bayaran di kota Tryent .
Tapi , ada suatu kejadian buruk mendatangi mika , yang membuat dirinya bimbang .
Apakah dia tetap bercita - cita menjadi seorang prajurit bayaran atau malah sangat membenci yang namanya prajurit bayaran ?
Keputusan yang harus dia ambil diusianya yang masih tergolong muda , jalan manakah  yang akan dia plih ?


Genre : Adventure , Fantasy , Action , Drama , Longstory .


Bagi yang belum membaca bisa lihat list dibawah

List - [LN] Mika No Kitai


Part I ( Bagian 2 )

Berbeda dengan diriku, dengan semangat aku berlari masuk kedalam bar. Karena tubuhku yang belum tinggi, aku masuk dari celah – celah pintu bar. Sesaat setelah aku masuk ke dalam bar, Shikuya sang pemilik bar langsung mengenaliku.

" Heee si cilik mika. " sapa shikuya sang pemilik bar.
" Hai tante. "
" Mau dengar cerita – cerita lagi hari nih ? " tanyanya dengan menyiapkan segelas susu kepadaku.
" Ya tante. Ada ? ? "
" Ada, 2 – 3 prajurit yang baru memulai ceritanya. Cepat sebelum ceritanya ketinggalan. Oh ya, nih susunya. "
" Makasih tante. " aku mengambilkan cawan berisi susu dan meletakkan 1 keping perak di atas meja.
Bagian dalam dari bar ini sungguh luas, banyak kursi meja yang tersedia, juga beberapa sudut juga dilengkapi dengan karpet sehingga kita bisa duduk di lantai dengan aman. Suasana prajurit sangat kental didalam bar, dinding – dinding kayu yang dihiasi oleh perisai – perisai prajurit dan beberapa pedang terpajang disana. Disana juga terdapat beberapa bingkai lukisan dari walikota Tryent.
Biasanya para prajurit yang ingin berbicara akan berkumpul di sudut – sudut bar yang memiliki karpet. Dalam posisi duduk dilantai lebih mudah dalam bercerita dan mendengarkan, cocok sekali untukku yang memang susah untuk naik ke tempat duduk yang sangat tinggi.
Kuperhatikan seisi bar, terdapat 3 kerumunan orang disana. Tapi hanya 1 yang sedikit orang, hanya ada 4 orang termasuk prajurit yang bercerita disana. Kurasa aku akan memilih yang sedikit saja. Aku mendekati kerumunan tersebut dengan membawa cawan berisi susu Hosr ( Kuda ) kesukaanku. Ketika aku sudah dekat dengan kerumunan tersebut, sang prajurit yang bercerita melihatku terpaku.
" Hey, beri ruang untuk anak kecil ini. Dia juga ingin mendengar seperti kalian. " seru sang prajurit kepada 3 pria yang berada tepat di depannya. Mendengar itu 2 pria yang sisi kiri dan kanan langsung memberikan ruang kosong tempat di tengah – tengah yang menghadap tepat ke depan prajurit yang bercerita.
" Terima kasih. " aku menundukkan kepalaku kepada semua yang ada disitu dan langsung duduk bersila meletakkan cawanku tepat didepan kakiku.
" Oke aku cerita lagi ya. Jadi, saat itu ketika aku menjalani misi untuk menyelamatkan anak perempuan kecil yang sedang diculik oleh sekawanan bandit. Kerajaan Dnesia yang terletak di ujung timur dari kerajaan besar Yatyos, aku ditugaskan disana. Kondisi disana memang terkenal akan hutan – hutannya yang lebat dan banyak hewan – hewan aneh disana. Salah satu hewan aneh yang kujumpai ketika masuk ke hutan Malku, terdapat hewan seperti Cuwk ( CIcak ), tapi dalam bentuk raksasa yang panjangnya sampai setengah yukat lebih. "
Mendengarkan cerita tentang adanya hewan raksasa yang aneh, ketiga pria tersebut terpaku kaget mendengarnya, ada salah satu pria yang ingin menenguk minumannya, malah tidak jadi karena mendengar cerita dari sang prajurit. Sedangkan diriku, sibuk mencoret – coret kertas Koran bekas dengan tinta yang sudah kupersiapkan dari rumah.
" Dia selalu menjulurkan lidahnya keluar – keluar seperti seekor skane ( ular ). Ada seorang penduduk lokal yang masuk dalam rombongan 6 orang, mengatakan bahwa air liur dari hewan tersebut sangatlah berbahaya. Jika kita tergigit olehnya dan luka kita terkena air liurnya, maka dalam beberapa saat nyawa kita akan melayang. Cara menghindari hewan tersebut hanya dengan jalan memutar. Karena jika coba melewati di areanya, ia akan mengejar kita sampai dapat. Hewan itu bisa berlari dengan sangat cepat, bahkan bisa menyainggi kecepatan lari Chuka ( Cheetah ). Mengetahui akan hal itu akhirnya rombongan kami memutar keluar dari hutan Malku menuju hutan Suwas. Memang benar rumor mengenai kerajaan Dnesia yang di ujung barat in , banyak sekali hewan – hewan aneh yang kami jumpai.
Sesampainya kami di hutan Suwas, bukan aman yang kami dapatkan melainkan berjumpa dengan hewan aneh selanjutnya. Hewan ini mirip seperti bentuk Tyusi ( Sapi ) tapi memiliki tanduk yang besar dan berwarna belang. Bagian depan badannya putih dan bagian belakangnya hitam. Sungguh aneh bentuknya, tapi meskipun begitu ternyata katanya ia hewan yang jinak dan tidak akan menyeran . Kami masuk makin dalam kedalam hutan Suwas. Lokasi tempat bandit yang menculik anak itu adalah di hutan Paua yang berada tepat setelah hutan Suwas ini. "
Tiba – tiba seorang pria memotong kisah sang prajurit.
" Sebentar prajurit, berbicara jangan cepat – cepat kasian anak kecil ini dan berikan sedikit info yang lebih detail. Banyak dari kami yang bingung membayangkan bentuk hewan tersebut. " jelas sang pria sambil menenguk minumannya.
" Oke oke. Bentar aku minum sebentar. "
Prajurit menenguk beberapa kali arak yang dicawannya. Lalu melirik kearahku .
" Anak kecil, sudah siap ? " tanyanya sambil melirik kertas Koran yang kucoret – coret.
" Sudah tuan. " jawabku dengan suara keras.
" Hahaha dia semangat kali. Oke kita lanjutkan. "
" Sampai dimana tadi ya. Hmm . . . "
" Hutan Suwas. " jawab spontan pria yang paling kanan.

" Oke hutan Suwas ya. Jadi karena mengetahui hewan tersebut jinak, kami dengan lapang dada pun melewatinya hutan suwas dengan mudah. Dan ada hal menarik yang dari hutan suwas dan hutan paua. Ternyata hutan ini bergabung menjadi satu dan yang menjadi pemisah dari hutan ini hanya sebuah pohon cemara yang tepat berdiri sendiri ditanah yang kosong berukuran gubuk kecil. Kami melanjutkan kembali perjalanan menuju hutan paua. Hutan paua merupakan hutan yang tidak begitu lebat pepohonannya, banyak lahan - lahan kosong terlihat jelas disana. Bahkan untuk membuat sebuah kemah lahan kosong itu bisa. Baru 5 langkah masuk kedalam hutan paua, penduduk lokal mengatakan pada kami untuk menyiapkan senjata, karena lokasi makin kedalam hutan Paua akan sangat penuh dengan dedaunan dimana – mana, takutnya akan ada para bandit yang akan menyerang dengan memanfaatkan lokasi yang sangat strategis untuk menyerang secara diam – diam.
Mendengar akan hal tersebut keempat anggotaku menyiapkan pedang dimasing – masing tangan mereka dan kembali berjalan kedalam hutan dengan menggunakan formasi. Formasi 1 line atau memanjang satu barisan, formasi yang sangat efektif untuk saat ini. Diriku sebagai pemimpin di depan, 1 orang penduduk lokal dibelakangku, dan empat anggota lainnya bersiaga dibarisan belakang.
Tidak ada tanda – tanda setelah kami masuk ke hutan Paua, hanya dedaunan yang sangat rimbun yang terdapat disana. Dengan langkah yang kecil rombongan kami berjalan makin masuk kedalam hutan. Tiba – tiba . . . .
* Sreeeeeekkk *
Beberapa anak panah secara tiba – tiba menyerang kearah kami. Karena arah yang tidak disangka – sangka salah satu anggota rombongan paling belakang tidak dapat menghindar dan terkena anak patah tersebut. 3 anak panah tepat mengarah ke arah badannya yang membuat dirinya langsung tewas. Mellihat akan kejadian itu ketiga anggota yang tersisa langsung mengelilingi diriku dan penduduk lokal agar tidak terkena anak panah lagi.
Ini mungkin pertanda bandit – bandit itu sudah mengetahui kita, seru penduduk lokal dibelakangku. Dengan menunjukkan sebuah kode tangan kepada ketiga anggota yang tersisa kami berjalan masuk dengan posisi siap untuk menyerang. Baru beberapa langkah kami berjalan , serangan mendadak kembali menghadang kami. 3 orang bandit datang dari atas pohon lompat kearah kami.
Pertarungan pun terjadi, 3 melawan 3. Suara laga besi terdengar sangat jelas. Pedang beradu pedang tak terelakkan. Ketika para anggotaku dan badit bertarung, diriku dan penduduk lokal tidak diawasi, hal ini membuat inisiatif kami untuk kabur. Kami berlari semakin dalam ke hutan tersebut, sampai menemukan sebuah gubuk kecil disana.
Firasat kami mengatakan itu adalah tempat dimana gadis itu disembunyi oleh para bandit. Kami langsung bergegas lari dengan cepat kesana. Sesampai disana, kami mencoba membuka pintunya, dan ternyata tidak dikunci. Sungguh aneh sekali, pintu dibiarkan tidak terkunci padahal mereka sedang melakukan penculikan, tidak ada penjagan yang ketat, aneh . . .
Pintu terbuka dan tepat didepan mata kami tergeletak anak perempuan kecil disana. Kondisinya sangat parah. Tangan dan kakinya diikat menggunakan akar pohon. Mukanya merah – merah seperti terkena pukulan. Tanpa berpikir panjang, kami langsung ke arah anak tersebut. Tetapi . . .
Begitu kami masuk mendekati anak tersebut, pintu yang tadi kami buka langsung tertutup dan rombongan 5 orang bandit menghadang kami dipintu. Tanpa ada dikomando, kelima bandit menyerang ke arah kami. Melihat akan rombongan bandit, penduduk sipil seketika langsung duduk dilantai kemudian menutup matanya sambil berbisik – bisik tidak jelas. Sedangkan diriku sudah bersiap dengan 2 pedang dimasing – masing tanganku untuk menyerang.
Akkkkhhh . .!! Oouugghhh . . .
Ketika para bandit itu akan menyerang, tiba – tiba mereka terhenti dan terjatuh. Tidak ada yang menyerang mereka, aneh. Tubuh mereka yang tergeletak dilantai mengeluarkan darah yang sangat banyak. Aku terheran – heran, apa yang telah terjadi. Mereka meminum racun kah ? Karena jika terkena serangan tidak mungkin, karena tidak ada nampak daritadi serangan yang mengarah kearah mereka.
Tanpa ada kusadari, karena masih kaget dengan kejadin didepan mataku, penduduk lokal menarik tanganku untuk berlari keluar dari gubuk. Apakah ada yang menggunakan ilmu sihir ? Tidak pernah ada sejarah yang mengatakan ada kerajaan yang bisa ilmu sihir. Sungguh aneh perjalananku di kerajaan Dnesia.
Kami akhirnya bisa menyelamatkan anak tersebut dan mengembalikannya dengan selamat. Misi kami terselesaikan dengan baik, tidak ada lagi korban hanya seorang anggotaku yang terkena panah saja yang mati, lainnya selamat. "
Prajurit meneguk kembali cawannya dan melirik satu – satu ke arah kami, sepertinya ceritanya sudah siap.
" Sudah siap ceritanya Tuan ? " tanyaku yang masih sibuk menyalin apa saja yang tadi diceritakan sang prajurit.
" Ya bisa dibilang begitu. Aku hanya ingin menunjukkan kepada kalian gimana kejadian aneh yang kualami ketika misi di Kerajaan Dnesia. " jelasnya sambil meneguk kembali arak dicawannya.
" Oh . . . " kata ketiga pria dengan serentak. Mereka lalu beranjak pergi dan meninggalkan masing – masing 2 keping perak ditempat duduk mereka tadi.
" Terima kasih atas ceritanya. " kata salah satu pria.
" Ya terima kasih keping peraknya. " kemudian prajurit mengambil keping – keping perak yang ada didepannya.
" Tuan . . . tuan . . . saya boleh bertanya ? "
" Boleh. Apa itu anak kecil ? " tanya sang prajurit sambil memasukkan kepingan perak itu ke sakunya.
" Apakah aku bisa menjadi seperti tuan ? Apakah itu berat ? " tanyaku dengan polos.
" Hahaha . . kau ingin sepertiku ? menjadi seorang prajurit bayaran juga ? Sungguh bisa anak kecil, tetapi kau harus kuat. Jiwamu dan fisikmu harus bisa bertarung jika berhadapan dengan musuh. Nyali dan mentalmu harus kuat untuk bisa membunuh bila diperlukan. "
" Bagaimana caraku agar kuat ? " tanyaku lagi dengan polos.
" Berlatihlah dengan sungguh – sungguh. Carilah caramu sendiri agar bisa berlatih sehingga dirimu bisa kuat dapat bertarung. Sudah dulu tanya – tanyanya aku ada misi yang akan dikerjakan lagi, aku harus bergegas. "
" Oh iya iya maaf sudah merepotkan Tuan. Terima kasih atas ceritanya. " kataku dengan sambil menyerahkan 2 keping perak kepada sang prajurit.
" Sudah tidak usah kau berbayar anak kecil. Simpan saja keping perakmu dan kumpulkan. Sehingga kau bisa membeli peralatanmu untuk menjadi seorang prajurit. "
" Aahhh iya terima kasih . . terima kasih . . "
Prajurit menghiraukan kata terakhirku dan meninggalkanku sendiri disitu. Aku melirik ke arah tante shikuya.
" Tante shikuya, apakah ini sudah tengah hari ? ? " tanyaku kepadanya yang sedang membuat minuman.
" Sudah mika. Sudah waktumu pulang ya ? " tanyanya tanpa melirikku.
" Ya tante . . " jawabku singkat. Aku lalu membereskan kertas koranku yang berserak dilantai dan memasukkan kedalam saku celanaku berserta tinta yang kubawa tadi.
" Tante terima kasih minumannya. " aku menaruh kembali cawan itu diatas meja tempat tante shikuya berada dan menuju pintu keluar. Aku takut kak Mari marah besar dan tidak mengajakku lagi kalau pergi ke kota.
Aku berlari ke arah gerbang pintu masuk dari Tryent. Walaupun jaraknya tidak terlalu jauh, tapi aku tidak ingin sampai terlambat di mata kak Mari. Dan ternyata kak Mari sudah ada disana. Di dalam gerobak bawaan kami, sudah terisi 2 kotak penuh dengan kebutuhan makanan kami. Sepertinya hasil dari panen ini cukup banyak.
" Hai , kak . . . " sapaku dengan nafas yang masih tergesa – gesa.
" Hei, mika. Gimana seru ceritanya ? "
" Ceritanya keeerrr . . "
kak Mari dengan cepat langsung meletakkan jarinya didepan bibirku.
" Nanti saja ceritanya dirumah, ayo kita pulang. "
" Kami pulang dulu, permisi tuan. " sapa kak Mari kepada prajurit penjaga gerbang .
" iya , hati – hati. Sampai kerumah dengan selamat, kalau ada perlu lagi ketika datang kesini bilang saja, saya siap membantu. " sambung prajurit Tooru sambil memberikan salam perpisahan.
Aku menarik kembali gerobak bawaan kami. Sangat ringan kali nih, karena hanya 2 kotak saja yang terisi untuk dibawa pulang. Kak Mari terlihat sangat senang ketika jalan pulang. Aku tahu biasanya kalau kak Mari begitu pasti karena dagangan kami laku semua dan mendapatkan keping perak yang banyak.
" Nih . . . " kak Mari menyodorkan sebuah tabung kecil berisi minuman.
" Biar gak kehausan kamu , perjalanan masih panjang. "
Aku hanya tersenyum lalu mengambil dan menenguk habis minuman yang diberikan kak Mari. Lalu kami melanjutkan kembali perjalan pulang kami.
Mungkin karena sudah arah pulang, sehingga perjalanan yang ketika pergi tadi terasa sangat berat dan jauh, kali ini terasa lebih ringan dan dekat untuk sampai. Sepanjang perjalanan kami hanya diam – diam saja tanpa ada obrolan, mungkin karena kami masing senang dengan apa yang sedang kami alami tadi di kota. Aku yang masih merasa sangat keren akan cerita dari sang prajurit tadi, dan kak Mari bisa saja karena dagangan yang menghasilkan banyak keping perak atau bahkan sebuah keping emas.
Tanpa terasa kami sudah sampai didepan rumah kami. Perjalanan yang sangat singkat . Perjalanan kami pulang hanya memakan waktu 2 Wislta. Sungguh lebih cepat daripada pergi tadi. Aku juga tidak begitu yakin alasan apa kenapa kami pulang dengan secepat ini. Aku lalu menaruh gerobak di sebelah rumah kami dan mengangkat 2 kotak penuh dengan makanan kedalam rumah kami.
" Huuu siap juga pekerjaan hari nih. " gumamku setelah menaruk kedua kotak tersebut.
Ya pekerjaanku untuk ke kota siap hari nih. ( walaupun sebenarnya karena diajak kak Mari sih ) Saatnya untuk beristirahat dan bersiap untuk esok hari.
**** 

Done untuk part 1 . . . .
Part kedua akan nyusul beberapa kemudian  . . .
Jika ingin membaca updatenya duluan bisa melalui Wattpad . . 
Mika No Kitai . .
Terima kasih dan selamat membaca . . .

0 Response to "[LN] Mika No Kitai - Part I ( Bagian 2 )"

Posting Komentar