ASTAGA, Ternyata Ini Dia Alasan Facebook Dukung Konten dan Aksi LGBT

Papan nama kantor Facebook, dihiasi warna pelangi, dalam rangka menyambut pelegalan pernikahan sejenis di AS
Papan nama kantor Facebook, dihiasi warna pelangi, dalam rangka menyambut pelegalan pernikahan sejenis di AS


Beberapa hari terakhir muncul polemik ihwal penghapusan konten Facebook, yang menyerang kelompok LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender).

Laman Tere Liye (1,3 juta pengikut) --milik penulis, Tere Liye -- cukup sering melontarkan pernyataan kontroversial seputar LGBT. Bahkan, dia juga mengeluhkan soal status anti-LGBT yang dihapus Facebook.

Misalnya sebuah posting yang ditulisnya pada 19 Februari 2016 --telah dihapus Facebook. "Homo, lesbi, banci, itu semua adalah gangguan kejiwaan, penyakit, dan bisa ditularkan oleh gaya hidup," begitu petikan status Tere Liye itu.

Pada bagian bawah status itu, Tere Liye menambahkan catatan: "Posting-an sama telah di-remove Facebook beberapa jam lalu."

Penghapusan konten itu mengundang kritik, terutama dari kelompok anti-LGBT. Salah satunya datang dari Dewan Pembina Pusat Advokasi Hukum dan Ham (PAHAM), Heru Susetyo.

"Facebook tidak konsisten, berstandar ganda dalam menyuarakan HAM hanya bagi kelompok pro-LGBT dan otoriter dengan memblokir postingan kelompok anti-LGBT," ujar Heru, dilansir Republika.co.id, Senin (22/2).

Di sisi lain, pelarangan terhadap konten yang menyerang kelompok LGBT, telah diatur dalam "Standar Komunitas" Facebook. "Standar Komunitas" merupakan kebijakan dasar yang mengatur jenis konten yang dapat diterima, serta yang dapat dilaporkan dan dihapus.

Salah satu butirnya mengklasifikasikan konten yang menyerang seseorang berdasarkan orientasi seksual sebagai ungkapan kebencian (hate speech). Serangan terhadap orientasi seksual itu disamakan dengan diskriminasi atas ras, etnis, agama, dan lain-lain.

"Organisasi dan orang yang khusus mempromosikan kebencian terhadap grup yang dilindungi ini tidak diperbolehkan berada di Facebook," tulis Facebook. Adapun mekanisme penghapusan konten masih bersandar pada laporan dari pengguna lain.

Facebook menekankan, bahwa mereka masih mengakomodir penggunaan layanannya untuk menentang gagasan, institusi, dan praktik.

Meski begitu, dalam sebuah diskusi kerap kali hadir ungkapan kebencian. Dalam kasus macam ini, Facebook menyarankan, setiap pengguna untuk memahami tujuannya saat membagikan konten.

0 Response to "ASTAGA, Ternyata Ini Dia Alasan Facebook Dukung Konten dan Aksi LGBT"

Posting Komentar